Senin, 09 November 2009

Mulailah untuk Hidup

Ada pepatah yang mengatakan hidup dimulai dari usia 40. di mulai dari usia 40? Wah apa betul? Apakah alasan sebenarnya sehingga membuat orang bisa mengeluarkan anekdot tersebut? Selama ini pendapat tersebut selalu mengganggu ku.
Kalau perkiraan saya tidak salah, hal ini bisa juga berawal dari anggapan bahwa tercukupinya materi di tingkat usia tersebut, mengingat perjuangan panjang yang selama ini yang dilakukan. Bisa juga orang beranggapan di usia tersebut matangnya pikiran seseorang atau bisa juga karena sebab dan pemikiran lain.
Tapi menurut saya pribadi , sesungguhnya hidup itu dimulai dari sejak kita bisa berpikiran secara mandiri. Dalam arti sudah bisa menentukan kehidupan kita sendiri, sudah punya arah dalam menentukan kehidupan.


Ini sangat penting, karena pendapat ku umur bukanlah ukuran, karena umur dengan berkembangnya pikiran seseorang itu sungguh belum tentu singkron. Aku banyak menemukan kasus dimana, seseorang yang umurnya sudah cukup tua. Tapi kurang bijaksana. Bahkan ada seorang yang nota bene masih remaja sudah berpikiran matang dan mandiri.


Jadi kapan kah sebenarnya kehidupan kita di mulai? Pandangan ku kehidupan ini tergantung kapan kita memulainya, dalam arti apa tujuan hidupmu, apa cita-citamu, apa yang ingin kamu gapai, sesungguhnya disitulah kamu telah memulai hidupmu.


Kalau di dalam kehidupan ini kamu tidak punya apa-apa yang kamu cita-citakan, dan hanya menunggu nanti saja. menganut pandangan hidup bagaikan air yang mengalir, maka sudah pasti kamu tidak memulai untuk hidup. Kamu hanya hidup.


Kalau kamu pernah merasa bosan, jenuh, capek, monoton dan semua perasaan lainnya yang mengganggu. Sudah bisa dipastikan kamu belum berusaha untuk hidup. Tidak ada kata terlambat, tidak ada kata tidak ada kesempatan dalam meraih sebuah impian.


Impian itu selalu menunggu untuk kita raih. "Dia" tidak akan kemana-mana selama kamu berusaha untuk meraihnya. Di dunia ini tidak ada orang yang lebih dari kita. yang ada adalah orang yang terlihat lebih, mereka menjadi lebih karena telah meraih apa yang telah dipatronkan dari awal kehidupan mereka.


Dalam menggapai cita-cita orang dahulu mengatakan, semua adalah nasib dan takdir. Tetapi aku sendiri mengasumsikan semua itu adalah pandangan keliru, bagi ku nasib itu hanya sedikit sekali dalam mempengaruhi kehidupan ku, sisanya adalah -perjuangan dengan pikiran yang positif. Konsisten dengan cita-cita dan tidak gampang menyerah.


Orang lain hanya melihat hasil yang telah kita capai, bukannya melihat bagaimana cara kita mencapainya. Dan bagaimana perjuangan kita dalam mencapai cita-cita kita.
Kalau kita mau mengamati sesungguhnya disitulah letak indahnya kehidupan. Perjalanan yang telah kita lakukan dalam mencapai cita-cita kita, suka maupun dukanya.


Ibarat menonton sebuah film, kita rela duduk berjam-jam hanya menonton proses perjuangan di mana sang tokoh melakukan perjuangan dalam nencapai sesuatu. Bila sang tokoh telah berhasil dengan misinya. Yang jelas film itu akan tamat.
Anehnya kita rela tetap duduk dan menontonnya walaupun kadang kala kita telah tahu dari akhir ceritanya.


Yah begitulah kiranya kehidupan kita, kita ini semuanya adalah peran utama.buatlah hidup kita enak dan layak di tonton. Jadilah sosok yang patut dicatat, dan mungkin jadi kebanggan minimal keluarga kita sendiri. Buanglah jauh-jauh pikiran yang negative dan nikmati hidup, warnai hidup dengan warna yang kita inginkan, dan selamat untuk memulai hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.