Rabu, 29 April 2009

Refleksi Diri

Mangkin tua umur ini , mangkin banyak yang terasa kurang. Mata kurang awas ( dulu rasanya Minus koq sekarang jadi plus melihat jauh susah sekarang melihat dekat malah susah) , badan kurang sehat ( dulu rasanya kalau seharian capek, trus tidur entar malem eh, besoknya waktu bagun da seger ), makan kurang napsu ( dulu bisa 3 piring, hehehe..ketahuan dech, sekarang satu piring saja masih ada sisa.)

Semua itu mah rasanya bisa aku tolelir dan bisa aku maafkan. Tapi yang satu ini susah buat kompromi, itu loh rasa kurang percaya diri ini yang mangkin nyusut.

Mengamati fenomena perasaan ku ini, sangat susah rasanya aku untuk kompromi dengan perasaan ku sendiri. Kalau Rambut di potong pendek, rasanya culun banget, rambut di gondrongin rasanya gak pantas waduh, sungguh merepotkan. Waktu ngaca rasanya gak tega melihat wajah sendiri garis garis di wajah ini numpang tanpa permisi. Rambut rambut putih sudah mulai mengintip dengan malu malu.

Dan itu kalau dilihat secara pas foto, bila di lihat secara full body kayak model gitu, alamak....ampun, perempuan bukan tapi perut hamil. Waduh gimana ya??

Tapi kapankah perasaan ku ini sesungguhnya mengikuti saya dengan begitu setia ini? entahlah. Kalau di flasback kayak direwind seperti nonton film, sepertinya perasaan ini selalu ada dalam kehidupan ku.

Seingat ku waktu remaja, saya juga tidak pernah merasa diri cakep. Setiap ngaca ada saja yang kurang, rambut selalu jadi korbannya. Karena dulu belum ada Jell seperti sekarang. Minyak rambut ta uyek-uyek. Setelah diminyaki disisir, pas ngintip dikaca. Alamak...koq rambut jadi tidur semua..langsung di cuci semi kramas dan di sisir lagi..tetap saja wajahnya segini segini saja.

Berpangkal pengalaman ini saya jarang ngaca, bukan karena timbul percaya diri. Tapi karena putus asa. Masa remaja yang suram.

Tidak heran aku tidak pernah yakin dalam PDKT ( istilah anak sekarang) sama lawan jenis. Seperti seorang kiper sepak bola, saya nunggu bola terus... kalau dalam suatu pertandingan bola, bola sudah pasti datang. Dalam kehidupan nyata. Ya..tunggu sampai tua dah.

Untungnya sekarang saya sudah merdeka sebagai seorang umat awam. Karena ibarat product diriku sudah laku terjual. Walaupun itu tidak secara sengaja. Dan mengalami beberapa proses berliku. Dan bila ditanya dengan teman hidup ku sekarang bagaimana dia memandang ku. Jawabnya sungguh tak terduga.

Begini kira-kira jawabannya. Dulu waktu masa masa perkenalan diriku adalah sosok yang cool dimatanya (padahal waktu itu banyak diam karena gak PD tadi), dan kalau sekarang ini keliatannya diriku mangkin matang, padahal aku aja bingung belihat fisik ku yang ancur. Benar ataupun tidak yang jelas itu adalah penilaian dari ibu anak-anak ku. Rasanya aku harus cukup berpuas hati dengan jawaban ini. seharusnyalah memang aku berbahagia atas pandangan istri ku, seandainyapun alasan sesungguhnya adalah untuk menghibur diriku itu masalah lain, yang aku bisa pastikan adalah penilaian istri ku ini bila di majukan di floor suatu sidang, pasti akan banyak menuai protes dan diinterupsi.

Ya...kalau begitu adanya. Kenapa kita mesti pusing dengan perasaan kurang kita dalam kehidupan ini. rasanya menilai sendiripun bisa salah apalagi menilai orang lain. Yang penting terimalah hidup kita apa adanya, semua di muka bumi ini selalu indah, tergantung sudut pandang masing masing. Kalau tidak ada yang jahat orang tidak akan mengenal yang baik, jahat menurut siapa ataupun baik menurut siapa ini yang menjadi masalah.

Selama ini saya merasa kurang cocok bila mengatakan si A cakep si B jelek. Karena kalau kita amati secakep2 orang secara fisik saja bila tingkah lakunya jelek, maka kedepannya pasti jelek yang akan muncul.

Sebagai contoh kita lihat sekarang artis artis yang nota bene publik figur katanya , dari segi fisik siapapun tidak akan menyangkal mereka bagaikan dewa dan dewi >(perumpamaan), tapi kenapa bisa kawin dan cerai begitu gampang. berarti ada yang salah dengan pandangan dan hidup mereka.

Jadi bagi yang sudah berstatus seperti saya selamat bergabung, bagi yang masih single karena berbagai sebab silakan merenung. Terutama karena masalah kurang percaya diri tadi. Buang perasaan itu jauh jauh. Jangan berusaha menilai diri sendiri. Biarlah waktu yang menilai diri kita. silahkan perbaiki sisi dalam di dalam diri kita. karena sesuatu yang berada dalam diri itu sungguh tak ternilai. Dan semua yang tampil diluar akan sirna seiring dengan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.