Rabu, 29 April 2009

Foto Copy

Semenjak anak anak ku sudah mulai beranjak mendekati remaja , (walaupun baru SD) , aku tiba tiba mendadak berubah menjadi orang bijaksana. Hal hal yang dulu kurang aku pikirkan , sekarang semuanya menjadi bahan pemikiran. aku selalu sibuk mengeluarkan segala macam nasehat. Entahlah anak ku mengerti apa tidak, tapi aku sangat aktif dan agresif menasehati mereka.

Selama ini yang aku lakukan persis seperti mengatur suatu perusahaan. Yaitu kalau bos puas kita di kasih reward , kalau bos tidak puas punishment yang didapat. Efektif ataupun tidak dirikupun kurang tahu, tapi strategi inilah yang aku terapkan selama ini. aku pikir semuanya berjalan dengan mulus dan lancar , hampir tidak ada hambatan.

Terakhir anak ku yang paling besar mulai mengeluarkan jiwa pemberontaknya , protes mulai mengalir walaupun sifatnya sedikit sedikit. Sampai akhirnya anak saya yang ke dua mulai melakukan hal yang sama.

Sekilas aku harusnya marah, minimal aku adalah seorang bos dirumah. Tapi jika aku renungi apa yang mereka protes itu cukup wajar. Sangat gampang mereka berkata: loh papi bisa kenapa aku tidak?, kemarin mami juga gitu saya kog gak boleh?, dan seterusnya. mereka mulai memprotes semua tingkah laku ku, yang mana kadang kala hal tersebut saya larang mereka untuk dilakukan. sebetulnya bukan hal yang terlalu prinsip sih. tapi cukuplah rasanya hal-hal tersebut menjadi bahan renungan ku. untuk memperbaiki tatanan system dalam kerajaan ku

kalimat demi kalimat yang tidak bisa aku hindari, minimal kalau kita bicara bahwa kita orang yang hormat demokrasi, atau kita mengagung agungkan masalah HAM, maka kalimat kalimat polos itu sungguh sukar dibantah.

Terakhir, aku menyadari sebenarnya yang menjadi biang keladinya adalah diriku sendiri. Karena ternyata aku terlalu banyak memberi nasehat dan teory, tapi aku sendiri tidak memakai teory tersebut. Ibarat buku terlalu tebal bentuknya, terlalu padat isinya, walaupun selalu kita baca, kita mengerti, paham dan malah hafal isinya baris demi baris, tapi kita tidak pernah memperaktekan isi buku itu walau sebarispun.

Yah begitulah hidup, sekedar teory saja tidak cukup, orang tidak pernah tahu betapa jeniusnya kita, seberapa banyak teory yang kita punya, tapi tingkah laku dan perbuatan kita justru menjadi cerminan diri, tak perduli berapa banyak yang kita ketahui, tapi kalau kita tak mengikuti atau mempraktekkan teory yang kita dapat adalah percuma. Rasanya lebih baik kita tidak mengerti teory apapun tapi melakukan banyak hal yang positif , dari pada mengerti banyak tapi tak melakukan apapun.

Hampir disetiap kesempatan kita menjumpai orang orang yang sarat dengan teory. segala hal hal yang baik selalu keluar dari mulutnya . Tetapi tingkah laku dan perbuatannya jauh dari teory yang telah diucapkan. istilah kerennya : no action talk only. kadang sadar atau pun tidak kita sendiri melakukan hal yang sama. semoga kita bisa segera menyadari ini dan bisa memperbaikinya.

Melihat teory ini, lebih baik aku tidak terlalu banyak menasehati anakku, tapi akulah yang harus memberi contoh untuk bahan praktek mereka. Sehingga tidak memberi cela bagi mereka untuk membantah saya sebagai seorang bos. Bagaimanapun bagi anak anak kita, sebagai orang tua kita adalah contoh untuk foto kopian Mereka dalam menjalani kehidupan yang keras ini. Seperti pepatah yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Semoga diriku memang layak dicontoh minimal bagi anak anak ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.