Rabu, 22 Juni 2011

Sosok Sosok Itu

Ilustrasi
                                                               
 Disudut jalan itu, setiap sore selalu kulihat sosok sosok tubuh mungil dan berdebu. Entah berapa jumlah pastinya. Bisa enam, bisa tujuh atau mungkin lebih. Mula tidak pernah ku perhatikan karena memperhatikan “pikiranku” sendiri kadang-kadang sangat menyita waktuku.

Tapi, karena hampir tiap hari harus kulewati jalan itu. Mau tak mau aku terpanggil untuk melihatnya. Pertama, memang aku hanya melirik, lama kelamaan aku mulai melihat, dan akhirnya akupun memperhatikan. Dan terakhir malah terbayang-banyang dibenakku.

Sosok-sosok mungil itu memang tidak lebih besar dari anak-anakku. Yang mau tak mau perlahan tapi pasti, aku mulai memperhatikan sosok-sosok itu seperti melihat anak-anakku. Terbayang di batinku bagaimana jika anak-anakku harus hidup seperti mereka. Menghamparkan diri di pinggir jalan yang super berdebu. Sekujur badan kotor menghitam. Dengan karung butut bekas berada ditangan mungil itu. Kadang mereka memungut sesuatu kadang juga mereka menadakan tangan kepada para pengendara yang lewat.

Jika batinku mengatakan” kasihan” rasanya bukan hal yang berlebihan. Walaupun pemandangan ini sangat biasa di Negara yang dikatakan ‘kaya’ ini. Kaya, mungkin bagi segelintir orang. Tapi, sisanya hanya bisa hidup. entah karena kemalasan, entah karena kebodohan, entah karena ketiadaan kesempatan. Atau malah karena semuanya.


Tapi inilah potret negariku. Aku tidak kaya, tapi aku juga tidak semiskin mereka. Dengan kondisi ini, aku tak tahu harus bersedih atau bergembira. Yang mungkin hanya satu yang ku bisa, mengharapkan negeriku akan cepat berubah, negeri yang dikatakan kaya ini , akan benar-benar dirasakan oleh rakyatnya. Bukan sedikit orang, tapi oleh semuanya.

Entah hikmah apa yang dapat kupetik dari hal yang tidak layak ini. Yang jelas aku hanya mensyukuri bahwa sosok sosak yang mungil itu bukanlah anak-anakku. Karena jika mereka ternyata adalah anak-anakku, entah apa yang akan ku katakan. Mungkin aku akan pura-pura tidak tahu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.