Senin, 13 September 2010

Patuh

Ajaran Guru Bankei tak hanya diikuti oleh murid-murid zen saja, tetapi juga oleh orang-orang dari berbagai kalangan dan aliran. Ia tidak pernah mengutip sutra-sutra atau asyik berteori ilmiah. Alih-alih, kata-katanya diucapkan langsung dari hatinya kepada hati para pendengarnya.

Banyaknya jumlah orang yang menjadi pengikut Bankei menimbulkan kemarahan dalam diri seorang pendeta aliran Nichiren karena orang-orang yang semula menjadi pengikutnya pergi untuk mendengarkan ajaran Zen. Pendeta Nichiren yang egois ini mendatangi kuil, bertekad untuk berdebat dengan Bankei.

"Hai,Guru Zen!" serunya. "Tunggu sebentar. Orang yang menghormatimu akan menuruti apa yang kau katakan, namun orang seperti aku ini tidak menghormatimu. Apa kau bisa membuatku mematuhimu?" "Marilah duduk di samping saya dan saya akan menunjukkan kepada anda," kata Bankei.

Dengan angkuhnya pendeta itu menyeruak kerumunan orang untuk mendekati sang guru. Bankei tersenyum, "Silakan duduk di sebelah kiri saya." Pendeta itu mematuhinya.

"Oh," kata Bankei lagi," kita bisa bicara lebih nyaman kalau anda duduk di sebelah kanan saya. Tolong pindah ke sini." Sang pendeta dengan angkuh pindah ke sebelah kanan.
"Coba lihat, ujar Bankei, "Anda mematuhi saya dan saya rasa anda orang yang sangat sopan. Sekarang, duduk dan dengarkan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.