Sabtu, 07 Februari 2009

Dapatkah Kita Merubah Kehidupan Kita


Kalau mau melihat disekeliling kita, sesungguhnya kita menyadari bahwa rata-rata manusia lebih banyak hidup didalam kesulitan yang melilit. baik itu kesulitan dalam hal kesehatan, keuangan, lingkungan maupun keadaan tertentu. tapi dalam hal ini saya ingin membahas mengenai kesulitan dalam mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Masalah taraf hidup ini sepertinya masalah yang sangat mendasar, mungkin kalau mau diukur rata-rata kehidupan kita sekitar yang terbesar adalah sangat miskin, sisanya miskin, cukup, sedang,kaya dan akhirnya kaya sekali. walaupun yang terakhir ini sangat sedikit sekali jumalahnya. kenapa demikian? apakah semua ini karena takdir yang menentukan semua itu?

kita telah mempercayai bahwa takdir telah menentukan kehidupan kita, secara turun - temurun kita telah mendengar orang-orang tua , para pendahulu kita mengatakan takdir yang telah membuat kita demikian. jadi terimalah takdirmu. hadapilah dengan lapang dada. janganlah menghayal terlalu tinggi. yang nelayan mengatakan "nak nenek moyang kita adalah pelaut jadi jaganlah kamu berpikir bahwa bisa menjadi pegusaha, terimalah takdir mu" yang petani juga akan mengatakan demikian kepada anak-anaknya. sehingga disadari ataupun tidak dari kecil kita telah bermental "miskin" karena takdir yang kita percayai akibat doktrin yang kita kenal.

saking percayanya kita dengan takdir bawaan dari leluhur kita ( yang mungkin sebagian bisa menganggap kutukan). Sehingga kita menerima takdir tersebut. kita menikmati takdir tersebut dengan suka cita, dengan lapang dada. sehingga suatu saat kita betul-betul menjalani takdir yang telah kita percayai.
dihari kemudian kitapun akan menyampaikan kabar gembira tentang takdir tersebut kepada anak-anak kita dan keturunan kita dengan demikian anak-anak kitapun akan mengikuti takdir yang telah kita sampaikan pula.

kalau dipikir-pikir lengkaplah sudah takdir itu mengikuti kita. tidak salah kiranya ada suatu anekdot yang mengatakan " kesulitan terbesar adalah keluar dari lingkaran kemiskinan." lingkaran kemiskian tersebut akan melilit kita seperti benang kusut yang tidak ada ujung pangkalnya. kita tidak bisa keluar karena sepertinya kita ditakdirkan demikian.

Tapi benarkah demikian? menurut pendapat saya semua itu haruslah dimulai dari diri sendiri.
Takdir itu walaupun ada, pandangan saya hanyalah sedikit sekali mempengaruhi hidup kita.
sisanya Keinginan, perencanaan dan kepercayaan. Tanpa ketiga faktor tersebut kita betul-betul akan menikmati takdir kita. Menikmati takdir kemiskinan kita.



Pandangan saya hidup harus dimulai dari keinginan, pilihlah keinginanmu terlebih dahulu. apa yang kamu inginkan, tujuan hidupmu. Setelah tahu apa yang kamu inginkan, buatlah perencanaan dengan kepercayaan penuh laksanakanlah. janganlah menunggu takdir baik menghampirimu. karena sesungguhnya tidak ada hari yang baik ataupun yang buruk. percaya saja semua hari adalah baik. Jika ingin memulai sesuatu mulailah, menunda berarti kematian. banyak sekali keingian, cita-cita , impian indah mati karena ditunda. kita selalu merasa menunggu waktu yang cocok untuk memulai sesuatu. padahal waktu tidak ada yang cocok bagi orang yang suka menunda-nunda. karena ada saja alasan untuk menunda suatu pekerjaan, walaupun kadang-kadang pekerjaan itu kita sukai. kenapa, karena kita takut gagal.

gagal? mungkinkah itu? tentu saja sangat mungkin. besar sekali kemungkinan itu. tapi? kalau kita mau sedikit mengerti kegagalan itu adalah hal yang alami. kegagalan bukanlah takdir. kegagalan itu tidak lebih dari suatu kondisi dimana seperti kita berhasil. siap berhasil ya kita harus siap gagal.

pandangan saya tentang ke gagalan adalah merupakan pelajaran dalam menuju ke berhasilan. tidak akan ada keberhasilan yang tidak dimulai dengan ke gagalan. banyak contoh dari orang-orang besar , penemu-penemu yang luar biasa yang memulai sesuatu dengan ratusan kali percobaan yang gagal , baru mencapai suatu keberhasilan yang bisa dinikmati oleh kita sampai saat ini. seandainya Thomas Alfa Edison tidak menemukan bohlam dalam penemuannya yang ke 1000 mungkin kita masih hidup dalam dunia dengan petromax. siapakah kiranya yang sanggup gagal 999 kali? kalau si Mr. Thomas telah menyerah dengan takdirnya mungkin kita akan selalu hidup dalam kegelapan pada malam hari. pertanyaannya juga apakah Mr. Thomas telah di"takdir"kan sebagai penemu bohlam?

Menurut hemat saya. semuanya harus dimulai dari kita sendiri. saya percaya seandainya orang bisa melakukan sesuatu. kitapun pasti bisa. kuncinya Yakin dan mau berusaha. belajarlah dari yang telah mencapainya. Jika ingin jadi seniman belajarlah dari seniman, jika ingin menjadi pengusaha sukses belajarlah dari sang pengusaha tersebut. Kalau memungkinkan copy kiat sukses yang telah dilakukan.

Janganlah bertanya kepada orang bagaimana rasanya coklat seandainya dia belum pernah makan coklat. jangan tanya kepada seorang yang belum pernah naik pesawat terbang bagaimana rasanya naik pesawat terbang. intinya ingin menjadi apa belajarlah dari yang memang bidangnya pelajari dari ahlinya.

Kita percaya seperti tertulis di sutra-sutra Buddha nasip bisa di rubah, semuanya bersifat Annica. ketidak kekalan begitupun dengan kehidupan takdir kita. selain menanamkan benih karma baik. berusahalah untuk berpikir sebaliknya berpikirlah secara positif . takdirmu ada ditanganmu. selamat berjuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.